Rabu, 26 Juni 2013

bacalah ukhti :)

Ukhti fillah..

Benarlah engkau sangat mempesona, pesonamu selalu mampu merobohkan akal para ikhwit (ikhwan genit) bahkan para laki-laki yang ingin menjaga pandangannya yang selalu beredar di facebook.

Kau sangat tahu, beratus-ratus bahkan beribu-ribu laki-laki dipertemanan jejaring sosial mu menatapmu dengan kagum atas kecantikan wajahmu yang tanpa malu-malu lagi kau tampakkan seluruh cahaya wajahmu.
Apakah engkau bangga dengannya ??
Bangga karna kau Bak Artis yang dipuja puji kecantikannya??
Lantas kau kemanakan rasa malu mu ukhti ??

Ukhi fillah..

Kecantikanmu sungguh mempesona, tak ada yang mampu menyangkal itu.
Sungguh kecantikanmu adalah Anugrah Terindah,
namun pantaskah engkau pamerkan kecantikanmu demi ikhwit-ikhwit yang berkeliaran di jejaring sosial mu ??

Apa yang engkau maksudkan dengan kecantikan sebagai bagian yang harus kau tampakkan pada mereka ??
Apa tujuanmu yaa ukhti ??

Ukhti fillah..

Sadarkah engkau, banyak ikhwit berkeliaran.
Dengan kau pamerkan paras ayumu, kau justru menggoda mereka untuk merayumu.
Ada yang terang-terangan menggodamu dengan berkata hal yang tak pantas untuk kemuliaanmu..
"Ukhti, kau cantik sekali, mau kah menemani mimpi-mimpiku ??"
Pantaskah ??

Atau kau justru senang dengan kenistaan mereka yang merendahkan Izzah dan Iffahmu meskipun hanya di dunia maya ??
Atau justru kau bangga dengan rayuan2 mereka yang menggugah selera nafsu mereka ??

Ukhti fillah..

Aku tahu kau tetap menjaga auratmu, jilbabmu yang menutup seluruh bagian yang harus tertutup rapat.
Namun kau lupa, ‘pose’ mu mengundang decak kagum ikhwit untuk terus memandangmu dan menggodamu bahkan mengundang tertawaan syetan yang berhasil merubuhkan pesonamu.

Lalu apa arti jilbabmu kalau kau enggan untuk menjaganya dari serbuan para ikhwit, justru kau senang mempamerkannya.
Apakah kau lupa ada ratusan muslimah yang fotonya disalah gunakan, bahkan fotonya di edit menjadi foto yang vulgar.

Siapa yang hendak kau salahkan ??
Mereka para pengedit foto ??
Tidak..itu tidak mungkin.
Karena sesuai peraturan di dunia maya, semua foto yang sudah masuk ke dunia maya adalah hak milik semua orang.
Mereka bebas men-save dan meng-edit fotomu.
Apakah kau mau menjadi salah satu korban muslimah dari kekejian ikhwit dunia maya ??

Ukhti fillah..

Kau lah muslimah yang seharusnya menjadi contoh orang2 disekitarmu untuk tetap istiqomah dalam kebenaran.

Nanti akan datang seorang laki-laki mulia dan hanya dia lah yang kau halal kan melihat paras ayumu, tentu laki-laki mulia itu hadir kerana kau menjaga kemuliaanmu.

Maka jagalah Paras Ayumu Ukhti..
Sampai ada yang halal melihatnya.....


Kamis, 13 Juni 2013

Dan bahkan untuk cemburu pun, aku tak berhak..

kalau menuruti kata nafsu, aku ingin selalu bersama mu..
kalau menuruti kesenangan sesaat ku, aku tak pernah ingin jauh dari mu..
kalau menuruti apa kata ego ku, aku tak ingin kau mengenal perempuan lain selain diri ku..

namun iman, akal dan hati ku berkata lain..
diri mu masih orang asing bagi ku..
tak berhak diri ku berharap yg lebih, apalagi cemburu yg membabi buta..

sungguh diri ku belum berhak atas itu,
sebelum ada ijab qabul diantara kita,
diri ku dan diri mu berhak untuk menentukan pilihan..

namun satu pinta ku..
setia lah selalu kepada Allah dengan bermunajat kepada-Nya agar Dia pilihkan yg terbaik untuk kita..

andai diri ku yg di takdirkan untuk mendampingi mu..
Dia akan mempermudah walau seberapa pun beratnya rintangan yg ada..
insyaAllah, aamiin :')


Senin, 10 Juni 2013

untuk mu..

bagaimana caranya menjelaskan tentang rindu pada seseorang yang entah siapa dan entah berada dimana saat ini?

untukmu yang jauh disana..

tahukah kamu,
terkadang mata ku begitu iri dengan hati ku karena kamu ada di hati ku namun tak nampak di mata ku..

aku tidak punya alasan pasti mengapa sampai saat ini aku masih ingin menunggu kamu, walaupun kamu tidak pernah meminta untuk ditunggu dan diharapkan..

hati ini meyakini dan merasa bahwa engkau ada, meski entah di belahan bumi bagian mana..

yang aku tau, kelak aku mau menyempurnakan hidup ku dengan mu di sini, di sisi ku..

di saat nanti hati ku telah mengenal fitrahnya, aku akan berusaha mencintaimu dengan cara yg di cintai-Nya..

sekalipun kita belum pernah bertemu, tp mungkin saat ini kita sedang melihat langit yg sama sambil tersenyum menatap rembulan yg sama..

di sana lah tatapan mu dan tatapan ku bertemu :')

Rabu, 05 Juni 2013

#RinduMenikah

Menikah..
Kata sakti pelipur lara bagi yang sendiri..
Pengobat galau hati tatkala butuh tambatan hati..

Aku rindu menikah...
Rindu yang kutahan sejak usia remaja menghampiri..
Menjaga diri untuk pasangan surgawi..


Aku rindu menikah..
Bukan karena aku tak mampu mandiri..
Justru karena aku kuat, aku ingin menguatkan pasangan yg halal untukku..

Aku rindu menikah..
Rindu akan surgaNya melalui ibadah tahajud berdua kita di penghujung malam..

Aku rindu menikah..
Karena aku bukanlah malaikat yang tak setiap saat bisa kuat, ada dirimu yg menguatkan..

Aku rindu menikah..
Karena masa lalu diri ini tak bersih..
Diri ini kotor, diri ini penuh dosa..
Dan aku ingin membersihkannya bersamamu..

Aku rindu menikah..
Karena terkadang aku lupa menyiapkan sarapan untuk diriku sendiri, sering larut dalam kerjaan duniaku..

Aku rindu menikah..
Karena aku rindu seseorang yg tiap malam aku lantunkan bacaan Qur'an terbaik sebagai pengantar tidurmu..

Aku rindu menikah..
Karena mati bisa kapan saja menjemputku..
Dan aku ingin menyempurnakan separuh agamaku sebelum maut menjemput..

Aku rindu menikah..
Karena aku ingin merasakan cinta dari Allah yang dititipkan melaluimu, aamiin..

:')

Selasa, 04 Juni 2013

Jika Aku bukan tulang rusuknya..

YA Allah...
Jika Aku bukanlah bagian dari tulang rusuknya
Maka jangan biarkan aku merindukan kehadirannya

Jangan biarkan aku labuhkan rasa ini pada hatinya
Kikiskan pesonanya dari pelupuk mata
Jauhkan dia dari ingatanku

Hapuskanlah dia dari bayanganku
Agar aku bisa ikhlas menerima keputusan-Mu

Wahai pemilik tulang rusukku..
Aku akan selalu setia menantimu
Menjaga hati dan kehormatanku
Demi ketundukanku kepada Rabb kita

Wahai calon nahkoda kapalku..
Mari kita hiasi hati kita dengan cahaya iman

Dalam diamku sengaja tak menampakkan diri
Agar engkau bisa menemukanku dalam sujud malammu

Aku tak akan banyak bicara..
Karena aku takut ketika aku menyapa
Engkau akan terpesona dengan apa yang kuucap

Aku menunduk malu..
Tak berani menatap mata binar yang engkau miliki
Karena aku takut dapat menggoyahkan imanku

Ya Rabb..
Kabulkanlah do'a kami, aamiin..



Sumber : FP Anggun Berhijab Cantik Berjilbab

Rabu, 29 Mei 2013

Untukmu, akhi..

Yaa akhi..
Kala senja tulisan ini ku ketik…
wajahmu yang indah karena pancaran takwamu,
sehingga dunia pun sungguh terasa cerah bagaikan wajahmu yang sedang mulai tenggelam dalam hati ini…

Yaa akhi
Yang mencintaiku karena ALLAH…
Kau mencintaiku seperti matahari mencintai titahNYA,
yang tak pernah lelah membagi sinar cerah cahayanya,
dan tak pula lelah menghangatkan jiwa-jiwa yang kedinginan,
Yaa akhi
Yang mencintaiku karena ALLAH…
Kau mencintaiku seperti bumi mencintai titahNYA,
yang tak pernah lelah menopang beban di dunia ini…
Kau mencintaiku seperti bulan mencintai titahNYA,
yang berputar sesuai alurmu,
dan menapaki takdirNYA yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz…
Yaa akhi
Yang mencintaiku karena ALLAH…
Kau mencintaiku seperti bintang mencintai titahNYA,
yang tak pernah lelah membuat keindahan di malam hari,
dan tak pernah lalai dalam sujud dan munajat kepada Illahi Rabbiy…
Yaa akhi
Aku hanyalah wanita biasa…
Yang mempunyai keinginan menjadi wanita sholihah,
dan yang ingin membuat para bidadari-bidadari surga itu cemburu padaku karenamu nantinya…
Ketahuilah…
Kita ditakdirkan bukan untuk berpacaran…
Yang menimbulkan fitnah-fitnah dan perzinaan…

Ketahuilah…
Aku hanyalah wanita yang penakut…
Takut pada yang menciptakan dunia dan semesta alam ini…
Secercah harapan membangun keluarga sakinah yang ku idamkan telah tersirat di otakku…

Namun ketahuilah…
Karena takutku itu, izinkan aku mengacuhkanmu…
Karena peranku sebagai emas (anak),
Aku ingin menuruti keinginan orangtua terlebih dulu…
Tak ada waktu lagi untuk mengulur pengabdian ini kepada mereka…
Namun… jika kita tetap istiqomah…
Jika ALLAH menghendaki,
Skenario ALLAH yang tak terduga nanti,,
akan mempertemukan kita di sebuah tempat berkumpulnya wali-wali kita…
dan saksi-saksi kita di hadapanNYA secara syah..

Semoga bingkisan terindah itu segera datang…
Amiin yaa Rabb….
Tetaplah mencintai titah ALLAH..

Ku ucapkan padamu:
Ahabbakalladzi ahbabtani lahu…

sumber:
http://impianmusafir.wordpress.com/2011/09/26/untukmu-akhi/#more-179

Selasa, 28 Mei 2013

AGAR HATI TENANG MENUNGGU HADIRNYA JODOH..

Ya Allahu Ya Rahman..
Jika memang dia bukan tercipta untuk hamba..
Jangan biarkan hati hamba merindukan kehadirannya..
Bantu hamba agar tidak memasukkan dia ke dalam pikiran dan hati hamba..

Ya Allahu Ya Rahim..
Tundukkanlah pelupuk mata hamba dari pesonanya..
Jangan biarkan namanya terukir di serambi hati hamba..
Gantilah kerinduan dan keinginan yang membelenggu ini dengan kasih sayang-Mu..
Yang suci murni meliputi semua makna dalam Ar-Rahim-Mu..
Bantu hamba agar dapat mengasihinya sebagai saudara seiman yang diikat tali ukhuwah..

Ya Allahu Ya Fattah..
Jika memang Engkau ciptakan dia untuk hamba..
Tolong satukan hati kami..
Bantulah hamba untuk mencintainya..
Tanpa melebihi cinta hamba kepada-Mu, Rasul-Mu dan Jihad di Jalan-Mu..

Ya Allahu Ya Karim..
Anugerahkan hamba kesabaran..
Ikhlaskan niat tulus dan kebulatan tekad hamba untuk memenangkan hatinya..
Selimuti juga dirinya dengan kasih sayang-Mu yang Maha Luas..
Agar mampu mengerti dan menerima hamba..
Untuk belajar saling melengkapi kekurangan dan bertahan dalam kebaikan..
Tumbuhkan keyakinan bahwa kami ikhlas berbagi suka dan duka..
Semata-mata dalam bingkai harapan akan Ridha-Mu..

Ya Allahu Ya Mujib..
Ajari hamba agar makin dekat kepada cinta-Mu..
Tuntun langkah hamba menuju cahaya-Mu yang Abadi..
Ajari hamba memupuk kesabaran dan kesetian kepada syariat-Mu..
Didalam masa penantian ini..
Sampai saat yang Engkau tetapkan tiba waktunya..

Ya Allahu Ya Sami'..
Dengarkanlah pinta kami..
Dan kabulkanlah doa kami..

Kamis, 23 Mei 2013

Pengertian Pernikahan dalam Islam

Pernikahan merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain hal.

Dalam pandangan Islam, pernikahan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua insan yang berlainan jenis dapat hidup bersama dengan direstui agama, kerabat, dan masyarakat.

Aqad nikah dalam Islam berlangsung sangat sederhana, terdiri dari dua kalimat "ijab dan qabul". Tapi dengan dua kalimat ini telah dapat menaikkan hubungan dua makhluk Allah dari bumi yang rendah ke langit yang tinggi. Dengan dua kalimat ini berubahlah kekotoran menjadi kesucian, maksiat menjadi ibadah, maupun dosa menjadi amal sholeh. 

Aqad nikah bukan hanya perjanjian antara dua insan. Aqad nikah juga merupakan perjanjian antara makhluk Allah dengan Al-Khaliq. Ketika dua tangan diulurkan (antara wali nikah dengan mempelai pria), untuk mengucapkan kalimat baik itu, diatasnya ada tangan Allah SWT, "Yadullahi fawqa aydihim".

Begitu sakralnya aqad nikah, sehingga Allah menyebutnya "Mitsaqon gholizho" atau perjanjian Allah yang berat. Juga seperti perjanjian Allah dengan Bani Israil dan juga Perjanjian Allah dengan para Nabi adalah perjanjian yang berat (Q.S Al-Ahzab : 7), Allah juga menyebutkan aqad nikah antara dua orang anak manusia sebagai "Mitsaqon gholizho". Karena janganlah pasangan suami istri dengan begitu mudahnya mengucapkan kata cerai.

Allah SWT menegur suami-suami yang melanggar perjanjian, berbuat dzalim dan merampas hak istrinya dengan firmannya : "Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali padahal kalian sudah berhubungan satu sama lain sebagai suami istri. Dan para istri kalian sudah melakukan dengan kalian perjanjian yang berat "Mitsaqon gholizho"." (Q.S An-Nisaa : 21).

Aqad nikah dapat menjadi sunnah, wajib, makruh ataupun haram, hal ini disebabkan karena :

I. Sunnah, untuk menikah bila yang bersangkutan :
a. Siap dan mampu menjalankan keinginan biologi,
b. Siap dan mampu melaksanakan tanggung jawab berumah tangga.

II. Wajib menikah, apabila yang bersangkutan mempunyai keinginan biologi yang kuat, untuk menghindarkan dari hal-hal yang diharamkan untuk berbuat maksiat, juga yang bersangkutan telah mampu dan siap menjalankan tanggung jawab dalam rumah tangga.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S An-Nur : 33

III. Makruh, apabila yang bersangkutan tidak mempunyai kesanggupan menyalurkan biologi, walo seseorang tersebut sanggup melaksanakan tanggung jawab nafkah, dll. Atau sebaliknya dia mampu menyalurkan biologi, tetapi tidak mampu bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dalam berumah tangga

IV. Haram menikah, apabila dia mempunyai penyakit kelamin yang akan menular kepada pasangannya juga keturunannya.

Bagi mereka yang melaksanakan pernikahan dalam keadaan wajib dan sunnah, berarti dia telah melaksanakan perjanjian yang berat. Apabila perjanjian itu dilanggar, Allah akan mengutuknya.

Apabila perjanjian itu dilaksanakan dengan tulus, kita akan dimuliakan oleh Allah SWT, dan ditempatkan dalam lingkungan kasih Allah.

Lalu apa yang harus dilakukan keduanya (suami-istri) dalam mengarungi bahtera rumah tangga? Bila suatu pernikahan dilandasi mencari keridhaan Allah SWT dan menjalankan sunnah Rosul, bukan semata-mata karena kecantikan fisik atau memenuhi hasrat hawa nafsunya, maka Allah akan menjamin kehidupan rumah tangga keduanya yang harmonis, penuh cinta, dan kasih sayang, seperti firman Allah dalam Q.S Ar-Rum : 21, sebagaimana yang sering kita dengar.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar-Ruum : 21)

Keterangan : 
- Istri-istri dari jenismu sendiri (berpasang pasangan), yaitu mempunyai ukuran yang sama, ukuran dalam bidang tujuan, ilmu, rohani, dll. Serta masing-masing dapat dengan baik memahami fungsinya, serta menjalankan kewajiban dan haknya dengan baik. Suami sebagai imam dalam rumah tangga, dan istri sebagai wakilnya.
Masa awal berumah tangga, dimana kita harus dapat menyamakan pandangan dengan cara beradaptasi dengan pasangan masing-masing, serta meningggalkan sifat individual.

- Tentram, yaitu suatu masa berumah tangga dimana kita sudah saling memahami sifat pasangan masing-masing, serta mulai timbul perasaan tentram, seiring dan sejalan dalam mewujudkan tujuan berumah tangga.

- Cinta, hal ini adalah tahap selanjutnya yang kita rasakan pada pasangan kita, dimana kita mencintai tidak hanya didasarkan atas keadaan fisik atau ekonomi semata, ataupun keadaan luar saja, tetapi telah timbul perasaan mencintai yang dalam, karena Allah SWT, yang tidak tergoyahkan oleh godaan-godaan yang ada. 

- Rahmah, adalah tahap akhir yang merupakan buah final dari semua perasaan, dimana pada tahap ini, kita benar-benar menjalankan pernikahan tanpa adanya halangan yang mengganggu, dan dapat terus berpasangan menuju ridho Allah SWT.

Tapi mengapa banyak sekali rumah tangga yang hancur berantakan padahal Allah telah menjamin dalam surat diatas? Hal ini tentunya ada kesalahan pada sang istri atau suami atau keduanya melanggar ketentuan Allah SWT.

Allah menanamkan cinta dan kasih sayang apabila keduanya menjalankan hak dan tanggung jawab karena Allah dan mencari keridhaan Allah, itulah yang akan dicatat sebagai ibadah.

"Perjanjian Berat" Ijab Qobul, juga sebagai pemindahan tanggung jawab dari orang tua kepada suami. Pengantin laki-laki telah menyatakan persertujuannya atau menjawab ijab qobul dari wali pengantin perempuan denga menyebut ijab qobulnya. Itulah perjanjian yang amat berat yang Allah SWT ikut dalam pelaksanaannya. Hal ini sering dilupakan pasangan suami istri dan masyarakat.

Tanggung jwab yang berpindah tangan. Tanggung jawab wali terhadap seorang wanita yang dipindahkan kepada seorang laki-laki yang menikahi wanita tersebut, antara lain:
1. Tanggung jawab memberi nafkan yang secukupnya, baik lahir maupun batin,
2. Tanggung jawab menyediakan tempat tinggal yang selayaknya,
3. mendidik akhlak dan agama dengan baik,
4. mengayomi, melindungi kehormatan dan keselamatan istrinya.

Setelah ijab qobul, suami menjadi pemimpin dalam rumah tangga yang akan menentukan corak masa depan kehidupan dalam rumah tangganya (suami sebagai imam).

Dengan aqad nikah, Allah SWT memberikan kehormatan kepadanya untuk menjalankan misi yang mulia.


sumber:

Jumat, 17 Mei 2013

Teruntukmu duhai Calon Jodohku..

Teruntukmu duhai Calon Jodohku..

Aku sering membicarakan tentang dirimu pada Allah di setiap doa dalam sujudku..
Saat aku terjaga di keheningan malam dan saat aku mengawali hari bersama rakaat fajar..
iya, tentangmu yg aku sendiri pun tidak pernah tau, siapa dan dimana keberadaan dirimu saat ini..
apakah engkau seseorang yg sudah aku kenal atau bahkan belum aku kenal sama sekali..

siapapun engkau wahai jodohku,
tolong dengarlah ini..

aku pun disini sedang berusaha memantaskan diri menjadi yg terbaik untukmu..
yg kelak akan bersamamu menemanimu menjadi pangeran  untuk ku di dunia dan akhirat..
yg akan tetap setia menemanimu mengarungi bahtera rumah tangga nan surgawi..
yg kelak akan membantumu menjaga keluarga kita agar terhindar dari panasnya api neraka..

ya Allah, yg Maha Cinta..
pertemukanlah raga ini dengannya..
dengan seseorang yg memang telah Engkau tetapkan untuk ku dalam laughful mahfudz-Mu..

aamiin :")






Siti Pandan

Rabu, 15 Mei 2013

Sifat-sifat alami wanita (Suami Wajib Baca)


 > Wanita Ingin Didengarkan, kalau dia sedang marah, dengarkan saja, jangan diladeni. Karena jika diladeni, maka 7 hari 7 malam pun dia tahan bertengkar. (hehehe)

> Wanita Suka Kelembutan, jangan kasar padanya, karena dia akan jadi lebih kasar padamu, dan biasanya kasarnya sesuatu yang di luar dugaanmu.
 

 > Wanita Suka Kejutan kecil, tak perlu memberikan intan berlian, sebagai tanda sayangmu padanya, tapi kecupan lembutmu di keningnya sepulang kerja akan mengobati lelahnya seharian dengan kesibukan rumah.
 

 > Wanita Suka Memberi Lebih, jika kau memberinya beras, dia akan memberimu nasi, maka berikan dia kasih sayang yang tulus dalam hatimu, maka dia akan bersamamu selama hidupmu.
 

 > Wanita Suka di Perhatikan dan Memberi Perhatian, jangan abaikan saat dia ulang tahun. Tak perlu kado istimewa, tapi ucapan selamat dan kecupan di keningnya, sudah menjadi kado buatnya, bahwa kau ingat hari lahirnya, dan saat dia memberikan sesuatu padamu, sebagai tanda kasihnya, jangan abaikan, karena dia akan merasa perhatiannya sia-sia padamu.
 

 > Wanita Suka Dipuji dan Dirayu, saat sibuk bekerja, layangkan sms mesra untuknya, atau puji dan rayulah dia, terkadang kesibukan kerja dan hadirnya anak, membuat para suami mengabaikan lupa untuk memujinya. Padahal seiring waktu brjalan, hadirnya buah hati, justru semakin mengentalkan ikatan hati suami/isteri.
 

 > Wanita Suka Kebersihan dan Keindahan, jangan heran jika dia kadang mengomel saat kamu meletakkan perabot rumah yang habis dipakai tidak dikembalikan ketempatnya semula. Pun saat dia mengomel baju yang habis kau pakai, tidak dimasukkan dalam keranjang baju kotor, tapi di lemari. Karena dia suka segala sesuatu bersih, rapi dan indah.
 

 > Wanita Suka Menangis, nah, acapkali sesuatu hal yang sepele aja, apalagi menyangkut perasaannya, pasti dibawanya dalam tangis. Jangan abaikan ini, karena jika kau abaikan apalagi meninggalkannya­ pergi saat dia sedang menangis, maka kau akan kehilangan dirinya, selama hidupmu. Tak perlu banyak kata dalam menenangkannya,­ cukup kau angkat dagunya, tatap matanya, tersenyum dan meraihnya dalam pelukanmu, membiarkan sisa tangisnya tumpah di sana, maka dia akan ada di sisimu selama hidupnya...

Senin, 13 Mei 2013

Renungan untuk Para Suami

... Kuserahkan Putriku Padamu ...


Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...
Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.

Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.



Dan waktupun berlalu…

Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.

Tapi,…

Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.

Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.

Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.

Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.

Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.

Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.

Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.

Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.

Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.

Wallahu a’lam bish-shawab ....


 

Senin, 06 Mei 2013

Sebuah Renungan Untuk Para Calon Istri..

Bismillah.. Semoga bisa diambil manfaatnya oleh saudari-saudari muslimahku..

(KISAH)

Sore itu,, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu.
anty sudah menikah?”.
Belum mbak”, jawabku.

Kemudian akhwat itu bertanya lagi “kenapa?”

hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.

Mbak menunggu siapa? aku mencoba bertanya.
“nunggu suami”
jawabnya.

Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya

Mbak kerja di mana?”, entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

Kenapa?” tanyaku lagi.

Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat.

Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya.

Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing . Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah”.

Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk di luar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya.”

Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.

“Anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700rb/bulan. 10x lipat dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi,,ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan umi ridho”, begitu katanya. Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya”, lanjutnya

“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.

“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja . Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”

Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.

“Kak, kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.

“anty tau, saya hanya bisa nangis saat itu. Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya."

"Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia. "

"Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membanguni saya untuk sujud dimalam hari."

"Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya."

"Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. "

"Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan. "

"Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. "

"Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. "

"Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. "

"Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. "
"Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. "

"Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. "

"Tapi lihatlah suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”
. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkannku.

Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkannku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.



Ya Allah….

Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling baik dalam hidupku.

Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..

Subhanallah..













Semoga pekerjaan, harta tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya, aamiin..


Selasa, 19 Maret 2013

SURAT DARI TUHAN

KEPADA : KAMU
TANGGAL : HARI INI
DARI : AKU

PERIHAL : DIRI KAMU

Ini Aku,

hari ini Aku yang akan menangani semua masalahmu..




 Catatan : Dan ingat,
Bila dunia ini menyodorkan masalah yg tidak dapat kau tangani sendiri, jangan berusaha
menyelesaikan masalah itu..

Tetapi, letakkanlah saja masalah itu diBox Ku untuk Ku selesaikan..

Aku akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang Aku tentukan sendiri..

Semua masalahmu PASTI akan Aku selesaikan, tetapi sesuai jadwal Ku, bukan
jadwalmu..

Setelah semua masalahmu kamu letakkan dalam box, janganlah kamu pikirkan & khawatirkan, Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal2 baik yang sedang terjadi padamu sekarang..


Bila kamu terjebak kemacetan dijalan, janganlah marah, sebab masih banyak orang didunia ini
yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya..

Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun2 tanpa pekerjaan..

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan
mencintai dan dicintai..

Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur
malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga & anak-anaknya..

Bila kendaraanmu mogok & mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah, pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan diatas kaki sendiri..

Bila kamu melihat di cermin rambutmu mulai beruban, janganlah bersedih, sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan kemoterapi..

Bila kamu merenungi makna hidupmu didunia ini dan merenungi apa tujuan hidup mu ini? Bersyukurlah, karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka..

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain, terima kasih..

Kamu telah menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan..

  
AKU  tidak pernah putus menyayangimu :)















Peluk cium untukmu,


salam,
TUHAN mu

Senin, 04 Maret 2013

...


Saya sudah muak dengan beberapa perilaku.

Salah satunya, ketika ikhwan atau akhwat yang sudah menikah, datang pada yang belum. Lalu katakan:

"Kapan mau nikah?"

Atau,

"Usaha, dong!"

Atau,

"Terlalu banyak memilih, sih!"

Atau,

"Kenapa sih, kamu belum nikah?"

Atau,

"Sebenarnya mau menikah atau tidak?"

Dan berbagai macam versi lainnya. Jengah mendengarnya.

Saya ingin tahu: sejatinya, Orang-orang seperti ini, sebenarnya belum sempurna akalnya, atau memang belaka sudah mati perasaannya?

Untuk orang yang pacaran, saya lebih sering anjurkan percepatlah. Jangan ditunda. Karena dia sudah ada calon, daripada berlama-lama. Nikah belum tentu. Dosa bisa terus terjadi sewaktu-waktu.

Sedang bagi yang belum... ah, kau tidak tahu. Apakah dia sudah berusaha atau belum. Kalau kau tidak punya akses yang valid untuk mengetahuinya, jangan pelihara asumsi buruk di dalam kepala.

Jujur:

Saya muak melihat orang-orang seperti itu. Orang-orang yang sudah mengantongi kartu nikah, tapi menggunakannya dengan jalan yang salah. Sebab, mereka bisa walimah juga karena izin Allah. Bukan murni lantaran ikhtiar saja.

Kalau mereka mau bantu, bantu yang baik. Jangan cuma pasang prasangka, lalu keluar kata-kata tanpa memikirkan hati orang yang mendengarnya. Pernikahan itu persoalan sensitif. Bagi laki-laki, bisa dianggap harga diri. Bagi perempuan, itu terkait citra di masyarakat.

Yang saya ingin tanyakan:
Mereka sedang memotivasi atau menyakiti?

Jika syariah mengizinkan, ingin sekali saya pelintir lidah orang-orang itu. Ketahuilah: orang yang belum menikah bukan berarti mereka tidak berusaha. Bukan berarti tidak mau. Tapi, Allah memang belum mengizinkannya. Daripada kita malah menambah bebannya, bantu doa dan berhati-hatilah dalam berkata.

Itu juga kalau merasa masih saudara seagama. Jika tidak, lakukan apa yang kau suka. Toh, mungkin, ada orang-orang yang menganggap status walimahnya sebagai piala. Yang bisa dibangga-bangga untuk menghina dan merendahkan yang lainnya.

Tenang saja untuk ikhwan dan akhwat yang sedang berupaya. Possitive thinking ana untuk kalian. Jangan panik gara-gara kelakuan beberapa orang, yang miskin adabnya. Luruskan niat walimah kalian. Untuk Allah, bukan untuk meladeni mulut-mulut nyinyir. Yang jahat, faqir tata krama...

Minggu, 17 Februari 2013

Aku seorang muslimah hijrah


Aku mau sedikit cerita tentang pengalam hidup ku.
Kebetulan ini di ketik juga karena aku mengikuti kompetisi menulis di suatu komunitas muslimah.
Bukan untuk mengharap apa-apa dari mengikuti kompetisi tersebut, tapi lebih kepada ingin sharing masalah pengalaman dan berharap orang yg membaca nya bisa mengambil hikmah walaupun mungkin memang tidak begitu banyak dan bisa menjadikan pelajaran untuk ke depannya harus seperti apa :D


Aku seorang muslimah hijrah


Tidak pernah ada kata menyerah untuk terus belajar dan tidak pernah ada kata terlambat untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Itu lah yg menjadi prinsip ku saat ini. Mungkin dahulu ketika masa-masa muda aku pernah mengalami hal-hal yg sebenarnya tak ku inginkan, tetapi ketika semakin bertambahnya umur dan bertambahnya juga nilai kedewasaan, aku semakin berpikir untuk berusaha menjadi manusia yg lebih baik dan pastinya bisa bermanfaat untuk orang lain.

Aku mau berbagi sedikit pengalaman ku. Semua berawal ketika aku memasuki masa-masa muda di SMA (Sekolah Menengah Atas). Sebenarnya aku tidak masuk ke SMA tapi aku masuk ke sekolah kejuruan yg lebih banyak lelakinya dibanding perempuan, atau biasa lebih dikenal dengan STM.

Aku masuk kesana karena memang keinginan ku sendiri, bukan dari paksaan orangtua atau mengikuti teman. Kenapa aku lebih milih masuk ke STM? Karena aku berpikir bahwa jika aku masuk ke SMA yg notabene jumlah perempuan dan lelaki nya sebanding, membuat ku sangatlah tidak nyaman dan memang pada saat itu kondisi ekonomi keluarga ku tidak memungkinkan untuk aku bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya setelah SMA (kuliah).

Begitu banyak hal-hal yang terjadi ketika aku memasuki masa bersekolah di STM. Mulai dari bergaul dengan banyak teman lelaki, sampai ketika aku menggunakan hijab untuk pertama kalinya. Memang kondisinya pada saat sekolah disana, setiap perempuan wajib mengikuti ekstra kulikuler keputrian (rohis untuk perempuan).

Aku berhijab untuk pertama kalinya ketika memasuki tingkat 2 dan itu pun awalnya sebenarnya juga karena terpaksa. Terpaksa karena sudah terlajur berjanji dengan seorang teman.

Sebenarnya waktu berumur 9 tahun, aku sudah pernah berhijab tetapi mungkin kondisinya pada saat itu karena masih kecil dan belum mengerti apa-apa, jadi ketika berumur 12 tahun (atau lebih tepatnya lulus SD) aku melepas hijab karena memang masih iri dengan teman-teman yg lain. Waktu jaman itu, kadang aku suka iri dengan teman-teman yg rambutnya bisa dikuncir, dikepang atau hanya sekedar diberi penghias jepitan.

Kembali ke jaman sekolah tingkat 2, aku berhijab pun juga awalnya karena pada saat itu ada seorang teman perempuan (seorang aktivis keputrian) yg tiba-tiba memberikan aku sebuah hijab (jilbab). Bukan hanya itu saja, ada juga seorang aktivis rohis (seorang lelaki atau ikhwan) yg tiba-tiba juga memberikan aku sebuah buku kecil yg judulnya “1001 alasan mengapa harus berjilbab”. Dari situ aku mulai berpikir, apa mereka sengaja melakukan ini semua? Mengapa bisa secara bersamaan mereka memberikan aku sebuah hadiah itu? Dan mungkin karena masih muda, emosi masih suka labil, timbul pro kontra dalam diri aku (antara ingin berhijab dan tidak berhijbab).

Sebelumnya aku pun meminta ijin dengan kedua orangtua ku, boleh atau tidak aku berhijab. Dan alhamdulillah, ijin dari bapak sudah ku dapatkan tetapi ketika meminta ijin ke ibu, beliau membuatku agak sedikit ragu. Sekali lagi ibu meyakinkan ku apakah aku sudah mantap dengan keputusan ku saat itu karena ibu tidak ingin aku seperti dulu yg sudah berhijab tetapi aku lepas lagi. Tetapi setelah aku berpikir dan yakin dengan keputusan ku saat itu, mulai lah aku berhijab.

Kondisi pada saat setelah berhijab membuatku menjadi nyaman karena pada saat itu sudah jarang lelaki (lebih sering kakak kelas yg lelaki) yg terlihat menggoda atau sekedar menyapa. Dan aku pun kemudian diberikan amanah dari sekolah untuk membantu teman-teman keputrian dalam hal kepengurusan musholla di sekolah.

Dari situlah awalnya aku belajar tentang islam. Aku jadi sering ikut liqo dan ta’lim. Dan bahkan pernah ikut demo membela palestine sewaktu sedang gencar-gencar perang melawan israel. Pokoknya aku belajar tentang banyak hal.

Tetapi setelah lulus sekolah dan memasuki dunia kerja, semua hal yg aku pelajari itu seakan hilang begitu saja.

Aku mulai dekat dengan beberapa orang lelaki dan bahkan berpacaran dengan salah satu dari mereka. Dan aku pun jadi mulai sering gonta ganti pacar. Putus dengan yg ini, jadian dengan yg itu. Tidak hanya itu saja, aku jadi lebih suka jalan ke mall atau bahkan sekedar nongkrong di cafe hingga larut malam dengan teman-teman. Padahal jika di pikir-pikir, tiada guna melakukan itu semua. 

Sampai suatu hari, aku di sidang dengan semua anggota keluarga ku (karena memang posisi nya aku sebagai anak terkahir) karena aku ketauan berbohong oleh kedua orangtua ku. Aku bilang ingin pergi dengan teman-teman, tetapi besoknya aku keceplosan ngomong kalau aku pergi dengan seorang lelaki. Di situ aku di tanya satu-persatu dengan semua anggota keluarga dan kemudian diberikan nasehat bahwa sebenarnya tidak baik bila seperti itu. Dan setelah kejadian itu, aku pun berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut (berbohong pada orangtua).

Suatu hari, aku berpacaran dengan seorang lelaki yg memang kebetulan tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dengan rumah ku. Jadi jika aku berangkat atau pulang kerja, aku sering dianter jemput dengannya.

Tidak lama aku jadian dengan dia, Bapak ku sakit stroke dan harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Dengan setia, dia mengantar dan menjemput aku ke rumah sakit. Bahkan sempat menjenguk dan membawakan makanan untuk Bapak. Setelah kejadian itu, dia pun jadi lebih sering bertemu dengan keluarga ku dan aku berpikir mungkin dia yg akan menjadi pilihan terakhir ku untuk berpacaran karena aku sudah mulai jenuh menjalani hubungan pacaran tersebut (kelak suatu saat bisa menikah dengannya).

Tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Ternyata Bapak tidak setuju jika aku dengannya dan sampai sekarang pun, aku tidak pernah tau mengapa Bapak tidak setuju dengannya. Beliau hanya  memberikan alasan karena Beliau  lebih tau yg terbaik untukku (padahal sebelum berpacaran dengannya, Bapak tidak pernah sekalipun berkomentar apa-apa dengan cowok yg sebelum dia). Dan dari semua cowok yg pernah aku pacarin, hanya dia yg paling baik. Tidak pernah menuntut aku untuk bisa jadi apa yg dia inginkan karena memang dia begitu tulus menyayangi ku, makanya aku sempat punya pikiran untuk bisa menikah dengannya dan dia pun begitu.

Tapi ada satu hadist yg isinya “Ridho Allah itu Ridho nya orangtua juga”. Maka dari itu, setelah tau kalau Bapak tidak setuju jika aku dengannya, aku mulai agak sedikit menjauh dari dia. Aku yg biasa nya mau di anter jemput kerja dengannya, jadi jarang mau dengan alasan ingin mandiri dan tidak ketergantungan dengannya. Dan sikap ku pun mulai berubah jadi agak dingin dengannya. Sejujurnya aku benar-benar tidak suka dengan kondisi seperti itu, tapi apalah daya? Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku memang sangat menghargai keputusan orangtua ku.

Dan hingga akhirnya kami pun putus dengan alasan karena sikap ku berubah dan aku di sangka selingkuh. Padahal jelas-jelas tidak ada satu bukti pun yg mengarah ke hal itu. Tapi aku sudah terlajur yakin dengan pilihan ku untuk memutuskan hubungan tersebut, makanya aku terima keputusannya. Padahal jelas-jelas aku tidak terima dengan keputusannya yg dia bilang bahwa aku selingkuh.

Beruntungnya setelah kejadian itu, aku menjadi followersnya ustad Felixsiauw di twitter. Dari ustad dijelaskan dengan sejelas-jelasnya dan seterang-terangnya tentang bahaya nya berpacaran dan memang ternyata aku pun mengalaminya. Dari situ pun aku mulai berprinsip bahwa aku tidak akan mau berpacaran lg setelah nanti tiba saatnya untuk menikah.

Tidak hanya itu saja, perlahan-lahan aku pun mulai memperbaiki cara berhijab dan berpakaian ku. Dulu mungkin karena awalnya aku agak terpaksa memakai hijab tersebut, antara tidak tulus dan tidak ikhlas juga, jadi mungkin terkesan agak asal-asalan. Tetapi sekarang setelah mengerti dan memahaminya, insyaAllah semua bermulai dari hati dan semata-mata karena untuk Allah.

Tapi dari situ di mulai lah beberapa ujian serta tantangannya. Orang-orang yg dulu pernah mencoba untuk mendekati dan bahkan sudah menjauh, tiba-tiba mulai berdatangan lagi dan meminta untuk menjalin hubungan seperti yg dulu. Atau bahkan yg sekedar ingin bermain-main dengan perasaan ini.
Dan sekali lagi, hampir saja hati ini sempat tergoyah dan jatuh untuk ke sekian kalinya, tetapi ternyata Allah masih sayang pada ku. Satu persatu mereka mulai menjauh karena setelah tau apa alasan ku untuk tidak mau berpacaran.

Hingga suatu hari di dunia per-twitter-an, aku menemukan suatu akun milik teteh @pewski yg isinya adalah tentang muslimah hijrah. Setelah aku baca twitter dan blog nya, ternyata isinya subhanallah banget, membuatku sangat terharu dan makin yakin untuk menjadi muslimah hijrah, muslimah yg terus belajar untuk berusaha menjadi lebih baik.

Dan akhirnya aku pun menjadi anggota #GreatMuslimah dan datang ke acara #1stGathGMIDJKT. Bertemu dengan orang-orang yg memiliki tujuan serta keinginan yg sama untuk menjadi lebih baik lagi ternyata menyenangkan. Saling share ilmu serta saling mengingatkan satu sama lain.

Dan lagi-lagi bersyukur dengan segala nikmat yg telah Allah berikan. Ternyata cinta yg Dia berikan begitu besar, aku pun tidak mau lagi untuk menyia-nyia kan rasa cinta-Nya tersebut dan berjanji untuk berusaha menjadi orang yg lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang lain :)