Aku mau sedikit cerita tentang pengalam hidup ku.
Kebetulan ini di ketik juga karena aku mengikuti kompetisi menulis di suatu komunitas muslimah.
Bukan untuk mengharap apa-apa dari mengikuti kompetisi tersebut, tapi lebih kepada ingin sharing masalah pengalaman dan berharap orang yg membaca nya bisa mengambil hikmah walaupun mungkin memang tidak begitu banyak dan bisa menjadikan pelajaran untuk ke depannya harus seperti apa :D
Aku seorang muslimah hijrah
Tidak pernah ada
kata menyerah untuk terus belajar dan tidak pernah ada kata terlambat untuk
terus berusaha menjadi lebih baik. Itu lah yg menjadi prinsip ku saat ini.
Mungkin dahulu ketika masa-masa muda aku pernah mengalami hal-hal yg sebenarnya
tak ku inginkan, tetapi ketika semakin bertambahnya umur dan bertambahnya juga
nilai kedewasaan, aku semakin berpikir untuk berusaha menjadi manusia yg lebih
baik dan pastinya bisa bermanfaat untuk orang lain.
Aku mau berbagi sedikit pengalaman ku. Semua
berawal ketika aku memasuki masa-masa muda di SMA (Sekolah Menengah Atas).
Sebenarnya aku tidak masuk ke SMA tapi aku masuk ke sekolah kejuruan yg lebih
banyak lelakinya dibanding perempuan, atau biasa lebih dikenal dengan STM.
Aku masuk kesana
karena memang keinginan ku sendiri, bukan dari paksaan orangtua atau mengikuti
teman. Kenapa aku lebih milih masuk ke STM? Karena aku berpikir bahwa jika aku
masuk ke SMA yg notabene jumlah perempuan dan lelaki nya sebanding, membuat ku
sangatlah tidak nyaman dan memang pada saat itu kondisi ekonomi keluarga ku
tidak memungkinkan untuk aku bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya setelah SMA
(kuliah).
Begitu banyak
hal-hal yang terjadi ketika aku memasuki masa bersekolah di STM. Mulai dari
bergaul dengan banyak teman lelaki, sampai ketika aku menggunakan hijab untuk
pertama kalinya. Memang kondisinya pada saat sekolah disana, setiap perempuan
wajib mengikuti ekstra kulikuler keputrian (rohis untuk perempuan).
Aku berhijab
untuk pertama kalinya ketika memasuki tingkat 2 dan itu pun awalnya sebenarnya
juga karena terpaksa. Terpaksa karena sudah terlajur berjanji dengan seorang
teman.
Sebenarnya waktu
berumur 9 tahun, aku sudah pernah berhijab tetapi mungkin kondisinya pada saat
itu karena masih kecil dan belum mengerti apa-apa, jadi ketika berumur 12 tahun
(atau lebih tepatnya lulus SD) aku melepas hijab karena memang masih iri dengan
teman-teman yg lain. Waktu jaman itu, kadang aku suka iri dengan teman-teman yg
rambutnya bisa dikuncir, dikepang atau hanya sekedar diberi penghias jepitan.
Kembali ke jaman
sekolah tingkat 2, aku berhijab pun juga awalnya karena pada saat itu ada
seorang teman perempuan (seorang aktivis keputrian) yg tiba-tiba memberikan aku
sebuah hijab (jilbab). Bukan hanya itu saja, ada juga seorang aktivis rohis
(seorang lelaki atau ikhwan) yg tiba-tiba juga memberikan aku sebuah buku kecil
yg judulnya “1001 alasan mengapa harus berjilbab”. Dari situ aku mulai
berpikir, apa mereka sengaja melakukan ini semua? Mengapa bisa secara bersamaan
mereka memberikan aku sebuah hadiah itu? Dan mungkin karena masih muda, emosi
masih suka labil, timbul pro kontra dalam diri aku (antara ingin berhijab dan
tidak berhijbab).
Sebelumnya aku
pun meminta ijin dengan kedua orangtua
ku, boleh atau tidak aku berhijab. Dan alhamdulillah, ijin dari bapak sudah ku
dapatkan tetapi ketika meminta ijin ke ibu, beliau membuatku agak sedikit ragu.
Sekali lagi ibu meyakinkan ku apakah aku sudah mantap dengan keputusan ku saat
itu karena ibu tidak ingin aku seperti dulu yg sudah berhijab tetapi aku lepas
lagi. Tetapi setelah aku berpikir dan yakin dengan keputusan ku saat itu, mulai
lah aku berhijab.
Kondisi pada
saat setelah berhijab membuatku menjadi nyaman karena pada saat itu sudah
jarang lelaki (lebih sering kakak kelas yg lelaki) yg terlihat menggoda atau
sekedar menyapa. Dan aku pun kemudian diberikan amanah dari sekolah untuk
membantu teman-teman keputrian dalam hal kepengurusan musholla di sekolah.
Dari situlah
awalnya aku belajar tentang islam. Aku jadi sering ikut liqo dan ta’lim. Dan
bahkan pernah ikut demo membela palestine sewaktu sedang gencar-gencar perang
melawan israel. Pokoknya aku belajar tentang banyak hal.
Tetapi setelah
lulus sekolah dan memasuki dunia kerja, semua hal yg aku pelajari itu seakan
hilang begitu saja.
Aku mulai dekat
dengan beberapa orang lelaki dan bahkan berpacaran
dengan salah satu dari mereka. Dan aku pun jadi mulai sering gonta ganti pacar.
Putus dengan yg ini, jadian dengan yg itu. Tidak hanya itu saja, aku jadi lebih
suka jalan ke mall atau bahkan sekedar nongkrong di cafe hingga larut malam
dengan teman-teman. Padahal jika di pikir-pikir, tiada guna melakukan itu
semua.
Sampai suatu
hari, aku di sidang dengan semua anggota keluarga ku (karena memang posisi nya
aku sebagai anak terkahir) karena aku ketauan berbohong oleh kedua orangtua ku.
Aku bilang ingin pergi dengan teman-teman, tetapi besoknya aku keceplosan
ngomong kalau aku pergi dengan seorang lelaki. Di situ aku di tanya
satu-persatu dengan semua anggota
keluarga dan kemudian diberikan nasehat bahwa
sebenarnya tidak baik bila seperti itu. Dan setelah kejadian itu, aku pun berjanji untuk tidak
mengulangi hal tersebut (berbohong pada orangtua).
Suatu hari, aku
berpacaran dengan seorang lelaki yg memang kebetulan tempat tinggalnya tidak
terlalu jauh dengan rumah ku. Jadi jika aku berangkat atau pulang kerja, aku sering
dianter jemput dengannya.
Tidak
lama aku jadian dengan dia, Bapak ku sakit stroke
dan harus dirawat beberapa hari di
rumah sakit. Dengan setia, dia mengantar dan menjemput aku ke rumah sakit.
Bahkan sempat menjenguk dan membawakan makanan untuk Bapak. Setelah kejadian
itu, dia pun jadi lebih sering bertemu dengan keluarga ku dan aku berpikir
mungkin dia yg akan menjadi pilihan terakhir ku untuk berpacaran karena aku sudah mulai jenuh menjalani hubungan
pacaran tersebut (kelak suatu saat bisa menikah
dengannya).
Tetapi kenyataannya
tidak seperti itu. Ternyata Bapak tidak setuju jika aku dengannya dan sampai
sekarang pun, aku tidak pernah tau mengapa Bapak tidak setuju dengannya. Beliau hanya memberikan
alasan karena Beliau lebih tau yg terbaik untukku (padahal sebelum
berpacaran dengannya, Bapak
tidak pernah sekalipun berkomentar
apa-apa dengan cowok yg sebelum dia). Dan dari semua cowok yg pernah aku
pacarin, hanya dia
yg paling baik. Tidak pernah menuntut aku untuk bisa jadi apa yg dia inginkan
karena memang dia begitu tulus menyayangi ku, makanya aku sempat punya pikiran
untuk bisa menikah dengannya dan dia pun begitu.
Tapi ada satu
hadist yg isinya “Ridho
Allah itu Ridho nya orangtua juga”. Maka dari
itu, setelah tau kalau Bapak tidak setuju jika aku dengannya, aku mulai agak
sedikit menjauh dari dia. Aku yg biasa nya mau di anter jemput kerja dengannya,
jadi jarang mau dengan alasan ingin mandiri dan tidak ketergantungan dengannya.
Dan sikap ku pun mulai berubah
jadi agak dingin dengannya.
Sejujurnya aku benar-benar tidak suka dengan kondisi seperti itu, tapi apalah
daya? Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku memang sangat menghargai
keputusan orangtua ku.
Dan hingga
akhirnya kami pun putus dengan alasan karena sikap ku berubah dan aku di sangka
selingkuh. Padahal jelas-jelas tidak ada satu bukti pun yg mengarah ke hal itu. Tapi
aku sudah terlajur yakin dengan pilihan ku
untuk memutuskan hubungan tersebut, makanya aku terima keputusannya. Padahal jelas-jelas
aku tidak terima dengan keputusannya yg dia bilang bahwa aku selingkuh.
Beruntungnya
setelah kejadian itu, aku menjadi followersnya ustad Felixsiauw di twitter.
Dari ustad dijelaskan dengan sejelas-jelasnya dan seterang-terangnya tentang bahaya
nya berpacaran dan memang ternyata aku pun mengalaminya. Dari situ pun aku mulai
berprinsip bahwa aku tidak akan mau berpacaran lg setelah nanti tiba saatnya
untuk menikah.
Tidak hanya itu
saja, perlahan-lahan aku pun mulai memperbaiki cara berhijab dan berpakaian ku.
Dulu mungkin karena awalnya aku agak terpaksa memakai hijab tersebut, antara
tidak tulus dan tidak ikhlas juga, jadi mungkin terkesan agak asal-asalan.
Tetapi sekarang setelah mengerti dan memahaminya, insyaAllah semua bermulai
dari hati dan semata-mata karena untuk Allah.
Tapi dari situ
di mulai lah beberapa ujian serta tantangannya. Orang-orang yg dulu pernah
mencoba untuk mendekati dan bahkan sudah menjauh, tiba-tiba mulai berdatangan
lagi dan meminta untuk menjalin hubungan seperti yg dulu. Atau bahkan yg
sekedar ingin bermain-main dengan perasaan ini.
Dan sekali lagi,
hampir saja hati ini sempat tergoyah dan jatuh untuk ke sekian kalinya, tetapi
ternyata Allah masih sayang pada ku. Satu persatu mereka mulai menjauh karena
setelah tau apa alasan ku untuk tidak mau berpacaran.
Hingga suatu
hari di dunia per-twitter-an, aku menemukan suatu akun milik teteh @pewski yg
isinya adalah tentang muslimah hijrah. Setelah aku baca twitter dan blog nya,
ternyata isinya subhanallah banget, membuatku sangat terharu dan makin yakin
untuk menjadi muslimah hijrah, muslimah yg terus belajar untuk berusaha menjadi
lebih baik.
Dan akhirnya aku
pun menjadi anggota #GreatMuslimah dan datang ke acara #1stGathGMIDJKT. Bertemu
dengan orang-orang yg memiliki tujuan serta keinginan yg sama untuk menjadi
lebih baik lagi ternyata menyenangkan. Saling share ilmu serta saling
mengingatkan satu sama lain.
Dan lagi-lagi
bersyukur dengan segala nikmat yg telah Allah berikan. Ternyata cinta yg Dia
berikan begitu besar, aku pun tidak mau lagi untuk menyia-nyia kan rasa
cinta-Nya tersebut dan berjanji untuk berusaha menjadi orang yg lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang lain :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar