Minggu, 25 November 2012

Sepucuk Surat dari Ibu dan Ayah




Sepucuk surat dari Ibu dan Ayah.

Anak ku,
Ketika aku semakin tua, aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untuk ku.
Suatu ketika aku memecahkan piring,
Atau menumpahkan sup diatas meja karena penglihatan ku berkurang,
Aku harap kamu tidak memarahi ku.
Orangtua itu sensitive,
Selalu merasa bersalah saat kamu berteriak.

Ketika pendengaran ku semakin buruk,
dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan,
Aku harap kamu tidak memanggilku “Tuli”
Mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya.

Maaf anak ku,
Aku semakin tua.
Ketika lutut ku mulai lemah,
Aku harap kamu punya kesabaran untuk membantu ku bangun.
Seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan.

Aku mohon jangan bosan dengan ku.
Ketika aku terus mengulangi apa yang aku katakan seperti kaset rusak,
Aku harap kamu terus mendengarkan aku.
Tolong jangan mengejek ku atau bosan mendengarkan ku.
Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon ?
Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Maafkan juga bau ku,
Tercium seperti orang yang sudah tua,
Aku mohon jangan memaksa ku untuk mandi.
Tubuh ku lemah,
Orangtua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin.
Aku harap, aku tidak terlihat kotor bagimu.

Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ?
Aku selalu mengejar-ngejar kamu, karena kamu tidak ingin mandi.
Aku harap kamu bisa sabar dengan ku ketika aku selalu rewel.
Ini semua bagian menjadi tua, kamu akan mengerti ketika kamu tua.

Dan jika kamu memiliki waktu luang, aku harap kita bisa berbicara.
Bahkan untuk beberapa menit.
Aku selalu sendiri sepanjang waktu,
Dan tidak memiliki seseorang pun untuk diajak berbicara.
Aku tau, kamu sibuk dengan pekerjaan.
Bahkan jika kamu tidak tertarik dengan ceritaku,
Aku mohon berikan aku waktu untuk bersama mu.

Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ?
Aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainan mu.

Ketika saatnya tiba,
Dan aku hanya bisa terbaring sakit dan sakit,
Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku.

Maaf
Kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan,
Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku,
Selama beberapa saat terakhir dalam hidup ku.

Aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama,
Ketika waktu kematian ku datang,
Aku harap kamu memegang tanganku,
Dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian.

Dan jangan khawatir,
Ketika aku bertemu dengan Sang Pencipta,
Aku akan berbisik pada-Nya,
Untuk selalu memberikan BERKAH pada mu,
Karena kamu mencintai Ibu dan Ayah mu.

Terima kasih atas segala perhatian mu, nak.


Kami mencintaimu,
Dengan kasih yang berlimpah,
Ibu dan Ayah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar