Senin, 08 Oktober 2012

Buat Kamu yg Sedang Sendirian di Malam Minggu


Bersyukurlah bila malam ini engkau masih berada dalam ketaatan-Nya, bersabarlah dan belajar hargai kesendirian daripada maksiat.

Jalan kebaikan memang terjal mendaki, diatas menanti keindahan yang pasti, daripada jalan keburukan kaya janji, namun tak ada kejelasan pasti.

Malam minggu tiada dipakai yang berpacar kecuali menuju jalan sesat, daripada menggadai masa depan demi enak yang sesaat.

Satu malam minggu untuk berlatih mengabaikan dengan ketentuan اَللّهُ, jadi undangan atas seumur hidup mereka tumpukan masalah.

Satu malam minggu untuk sesaat rasa yang terlarang dengan taruhan kehormatan yang satu-satunya yang tak mungkin diulang.

Andai setiap Muslimah pandai mengintip masa depan tentu menanti cinta halal memadu kasih bersama suami lebih menyenangkan.

Kala suami jadi kekasih pertama, tiada masa lalu yang hadir jadi hantu tak ada yang perlu jadi rahasia, kehormatanmu sudah tentu.

Bilakah tiap Muslimah memikirkan sedikit akan hari esok dan menyendiri karena Allah lebih dekat lagi elok.

Saat setiap sujud patuh dihadirkan tanpa kemunafikan karena kemuliaan diri masih utuh terjaga karena ketaatan kepada Allah.

Kalaulah setiap Muslimah berkelana akal akan satu masa disaat harus bercerita pada anak-anaknya saat dia masih muda.

Bangga tentu terasa saat bisa akui kepada keturunan "bahwa ummi persembahkan pada abimu, sepenuh diri dan hati, ialah kesucian".

Itulah yang sekarang engkau jaga saat yang lain terlena malam mingguan dan satu-satunya kehormatan dan kemuliaan, ialah kesucian.

Suci dari pandangan dan sentuhan lelaki tak miliki hak karena belum berani datangi wali-mu dan berikan mahar yang jadi hak.

Suci dari rayuan dan janji yang datang dari lisan yang belum sah karena belum berani ucapkan sesederhana akad nikah.

Wanita selalu akan dilihat dari masa lalu dan kesendirianmu karena engkau menghormati masa depanmu.

Nikah itu saat untuk melihat kedepan, bukan diberatkan masa lalu untuk nikah maka pantaskan diri mapan, bukan pacaran lebih dulu.

Biarlah yang memilih disibukkan dengan maksiat tiada guna dzikirkan lebih banyak nama-Nya, pelajari lebih dalam agama-Nya.

Karena malam mingguan sungguh bukan persiapan pernikahan hanya nafsu syahwat yang dibungkus legitimasi bernama pernikahan.

Memahami Al-Qur'an barulah persiapan membentuk keluarga masa depan karena didalamnya berisi petunjuk sepanjang zaman.

Mempelajari Al-Hadits barulah persiapan menjadi imam yang baik karena isinya perilaku dan tindakan manusia dan lelaki terbaik.

Hafalan ayat akan jadi nasihat, lafal hadits bisa jadi tausiyah itu rahasia romantisme, keluarga nan sakinah.

Jangan dipusingkan dengan kaidah "mana mungkin nikah bila tak kenal dia" karena Allah menautkan hati insan-insan yang mengenal-Nya.

Bila engkau meyakini Allah yang memegang hati setiap manusia maka perkenalan ratusan tahun pun akan percuma bila Dia tak ridha.

Namun yang sama-sama mencintai Allah maka hitungan waktu tak banyak mereka perlukan untuk belajar mencinta dan berkasih.

Maka memantaskan diri dengan penuhi segala kewajiban kepada Allah adalah doa terbaik bagimu untuk meminta pendamping nan shalih.

Bagi Muslimah, dia tutupi dirinya dengan hijab dan menjaga perilaku maka itulah doa terbaik meminta suami berilmu.

Bagi Muslim, dia panjangkan sujud malam dan perbanyak puasa sunnah maka itulah doa terbaik menghampiri Muslimah nan shalihah.

Bukan dengan janji sebelum siap, atau memintanya menanti ah, tiada kemana bila Allah kehendak, mungkin Allah siapkan yang lebih baik?

Penuhi kewajiban, perbanyak yang sunnah insyaAllah itulah wasilah perantaraan doamu pada Allah.

Bukan malam mingguan tiada juntrungan miskin komitmen, melainkan sibukkan penuhi kewajiban pada Allah sebagai persiapan.


Jadi, jangan galau lagi meski malam minggu tanpa teman di hati lebih baiknya buat muhasabah diri bekal menuju di hadapan Illahi..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar